Sabtu, 26 Mei 2012

Jenis Cabang

1. Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

2. Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.

3. Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

4. Cabang Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.

5. Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.

6. Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

7. Cabang Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

Arsitektur Percabangan

Berdasarkan ada tidaknya cabang, pohon dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Pohon Tak Bercabang dan Pohon Bercabang

Pohon tak bercabang
Pohon yang tak bercabang adalah pohon yang vegetatifnya yang terdiri hanya dari satu sumbu yang dihasilkan oleh satu meristem. Meristem lain pada sumbu yakni yang terdapat dikuncup aksilar tidak tumbuh dan berkembang. Contoh : kelapa (Cocos nucifea)

Model Holltum
Yaitu batang tumbuh terbatas, ada perhubungan terminal. Tak ada cabang (kecuali perbungaan), atau batang monopodial terbatas. Contoh : Agave sp. (agaveceage)

Model corner
Yaitu monopodial dan tak terbatas, dengan perhubungan lateral, tidak bercabang. Karena posisi perhubungannya lateral, maka maristem apical dapat tumbuh terus. Contoh : kelapa sawit (Elais guineensis, palmae)



Pohon bercabang
Yaitu semua pohon yang bagian batang diatas tanah memperlihatkan lebih dari satu sumbu dan dibentuk oleh lebih dari satu meristem. Kelompok pohon bercabang dibagi menjadi tiga (3), yaitu :

Sumbu vegetatif semuanya ekivalen dan ortotrop
Kaulomer yang tumbuh sejak awal sampai kuncup terminal berkembang menjadi bunga atau perbungaan, sehingga kaulomer terhenti pertumbuhannya , semua kaulomer ini ekivalen (sama besar) dan ortotrop (percabangan yang tumbuh tegak lurus keatas). Semua kaulomer memiliki asal, cara tumbuh dan fungsi biologis yang sama. Berikut terdapat 3 dari 4 model yang dikenal:

Model Tomlinson
Sumbu batang ortotrop akan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak dibagian batang dibawah tanah. Sumbu baru ini itu ekivalen dengan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru atau kaulomer itu bias terjadi berulang kali. Contoh : pisang (Musa paradisiaca)

Model chamberlain
Sumbu vegetatif diatas tanah tegak lurus, terdiri dari sejumlah kaulomer yang berkesinambungan menjadi sumbu semu yang lurus. Kaulomer pertama tumbuh sampai kuncup terminalnya membentuk bunga atau perbungaan sehingga sumbu terhenti pertumbuhannya. Contoh : Jantropha multifida (Euphorbiaceae)

Model Leewenberg
Batang berupa simpodium, namun setiap kaulomer menghasilkan lebih dari satu kaulomer anak diujungnya, yang menepati ruang yang ada. Contoh : kamboja (Plumeria acuminate, Apocynaceae) dan singkong (Manihot utilissima, Euphorbiaceae).


Sumbu vegetatif yang terdiferensiasi
Istilah diferensiasi disini berarti bahwa diantara sumbu-sumbu baru yang di bentuk terjadi perbedaan morfologi dan terdapat specialisasi fingsional. Dalam arsitektur pohon tercermin adanya pembagian kerja. Kini dapat dibedakan sumbu batang utam dari cabang. Penempatan organ seksual yakni perbungaan, bias terminal atau lateral. Berikut ini diberikan 5 dari 15 model yang dikenal :

Model Kariba
Batang merupakan simpodium. Kuncup terminal akan berhenti tumbuh karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi manjadi parenkim. Contoh : pulai (Aistonia macrophytia)
Model Aubreville
Batang merupakan monopodium yang tumbuh retmis (berirama). Irama tumbuh itu mengakibatkan cabang plagiotrop (tumbuh kesamping) tersusun dalam lapisan-lapisan terpisah. Contoh : ketapang (Terminalia catappa, Cobretaceae).

Model Rauh
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis menngakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Contoh : getah perca (Havea brasiliensis, Euphorbiaceae) dan Pinus perkusi (Pinaceae)

Model Massart
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah spiral. Contoh : pala (Myristica fragrans, Myristicaceae), dan kapok (Ceiba pentandra, Bombaceae).

Model Roux
Batang merupakan monopodium ortotrop. Cabang padanya tersusun kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral. Contoh : kopi (Coffea Arabica, Rubiaceae).


Sumbu vegetatif dengan struktur campur
Sumbu disini adalah sumbu yang melengkung. Bagian bawah yang vertical berperan sebagai bagian batang tegak dan yang horizontal berferan sebagai cabang. Berikut diberikan 2 dari 3 model yang dikenal.

Model Champagnat
Batang berupa simpodium. Bagian distal setiap kaulomber melengkung karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup. Contoh : kembang merak (Caesalpinia pulcherrima, Caesalpiniaceae).

Model Troll
Batang berupa simpodium. Semua sumbu berarah plagiotrop sejak dini. Contoh : flamboyant (Delonix regia, Caesalpiniaceae), dan sirsak (Annona muricata, Annonaceae).


Perubahan dalam kontruksi dasar dari percabangan
Karena masa hidup pohon cukup panjang, kemungkinan terkena luka atau gangguan lain selalu ada. Perubahan bias disebabkan oleh peristiwa reiterasi, metamorphosis dan interkalasi.

Reiterasi
Disaat kerangka pohon terganggu, kuncup istirahat akan tumbuh dan mengulang kembali uratan perkembangan (urutan diferensiasi), yang diperlihatkan oleh tumbuhan induk ketika berkembang mulai dari kecambah. Reterasi yang disebabkan luka disebut reterasi traumatik. Namun, reiterasi dapat pula terjadi jika tumbuhan memperolah keadaan lingkungan yang menguntungkan dan disebut reterasi adaptif.
Metamorphosis
Perubahan potensial suatu sumbu batang atau cabang bias terjadi dengan tiga cara yaitu pengulangan model (reiterasi) dan perubahannya potensial cabang dari asalnya yang plagiotrop menjadi ortotrop, atau dari potensial ortotrop menjadi plagiotrop. Contohnya pada Maesoopsi eminii. Adanya perubahan diatas dapat merangsang reterasi model arsitektur pohon yang bersangkutan.
Interkelasi
Proses interkalasi terjadi ketika pohun tumbuh dan berkembang. Sementara itu bagian pohon yang menerima cahaya matahari makin menjauhi sumbu batang akibat memanjangnya cabang-cabang sepanjang batang kearah radial.

Sabtu, 12 Mei 2012

Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik



Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik

No
Karakter
Prokariotik
Eukariotik
1
Nukleus
Tidak memiliki nukleus, materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid
Memiliki nukleus sebenarnya yang diselubungi oleh seludang nukleus
2
Membran Nukleus
Tidak ada
Ada
3
Ukuran sel (diameter)
1-10 μm
10-100 μm
4
Membran internal
Jarang/langka
Kompleks (selubung nukleus, badan golgi, retikulum endoplasma, dll)
5
Mitokondria
Tidak ada: Enzim untuk reaksi-reaksi oksidasi terjadi di memebran plasma
Ada
6
Retikulum endoplasma (RE)
Tidak ada
Ada
7
Ribosom
70Sb
80S (70S pada mitokondria dan kloroplas)
8
Kloroplas
Tidak ada: Fotosintesis jika ada terjadi di Chromatophores
Ada : Pada tumbuhan
9
Sitoskeleton
Belum sempurna
Mikrotubulus, mikrofilamen, intermediate filaments
10
Motilitas/pergerakan
Rotary motor (putaran): menggerakkan flagel
Dynein (cilia dan flagel), kinesin, myosin
11
Pertama kali muncul (first appeared)
3.5 x 109 tahun yang lalu
1.5 x 109 tahun yang lalu
12
Perbanyakan sel ( cell divisions)
Pembelahan sederhana (simple fission)
Mitosis dan meiosis
13
Contoh organisme
Eubacteria dan Archaebacteria
Protista, tumbuhan, jamur, dan hewan
Tabel 1. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik (Bolsover, et al, 2011; Campbell dan Farell, 2009; Campbell, et al, 2002; Solomon, et al, 2005)


Daftar Pustaka
Bolsover, S.R, et al. 2011. Cell Biology A Short Course Third Edition. New Jersey: John Willey & Sons, Inc
Campbell, M.K dan S.O, Farell. 2009. Biochemistry 7th edition. Canada: Nelson Education, Ltd
Campbell, N.A, et al. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Solomon, E.P, et al. 2005. Biology. USA: Brooks/Cole-Thomson Learning