PENGARUH EKSTRAK DAUN BINTARO (Cerbera odollam) TERHADAP WAKTU BERHENTI MAKAN DAN MORTALITAS LARVA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
Turhadi1©, Bedjo2, Suharjono3
1 Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI), Bogor, Indonesia;
2 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI), Malang, Indonesia;
3 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
©Email
korespondensi: turhadibiologi@gmail.com
Abstrak. Efek negatif
pestisida kimia terhadap ekosistem dan lingkungan mendorong usaha untuk menekan
penggunaannya, contohnya penggunaan biopestisida nabati. Sebagai salah satu
hama penting, ulat grayak (Spodoptera
litura) perlu untuk ditekan populasinya untuk meminimalisir kehilangan
hasil panen. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida
nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak yaitu Cerbera odollam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi ekstrak daun bintaro terhadap waktu berhenti makan (stop feeding) dan mortalitas
larva ulat grayak. Penelitian ini didesain menggunakan rancangan
acak lengkap yang terdiri dari enam taraf perlakuan (0 (kontrol), 10, 15, 20,
25, dan 30 g/L) dan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Ekstrak
diaplikasikan ke larva ulat grayak dengan menggunakan metode leaf dipping methods. Efektivitas
pengaruh ekstrak daun bintaro terhadap ulat grayak dilakukan dengan mengamati
waktu berhenti makan (time of stop feeding) dan mortalitas (tingkat
kematian larva). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bintaro
berpotensi digunakan sebagai biopestisida nabati untuk larva S. litura.
Mortalitas larva S. litura semakin
meningkat sejalan dengan semakin lamanya waktu aplikasi ekstrak. Selain itu, mortalitas
larva ulat grayak tertinggi terjadi pada perlakuan 20, 25, dan 30 g/L yaitu
sebesar 40% pada 168 jam setelah aplikasi.
Kata kunci: biopestisida, C. odollam, S. litura
For more please visit: https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/Agro/article/view/572