Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan analisis data melalui
program SPSS untuk desain percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial.
Data penelitian yang digunakan dalam artikel merupakan data fiktif.
Pada kasus di artikel ini misalkan: seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh
penggunaan beberapa taraf konsentrasi suatu pestisida nabati yang terbuat dari
ekstrak buah bintaro (Cerbera odollam)
terhadap jumlah ulat grayak (Spodoptera
litura) yang mampu bertahan hidup. Variabel penelitian yang diamati/diukur
yaitu jumlah larva ulat grayak yang masih hidup pada 7 hari setelah perlakuan (HSP).
Pestisida nabati yang digunakan terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 0 %
(kontrol), 10 %, 20 %, dan 40 %. Pada setiap perlakuan di setiap ulangan
digunakan 100 ekor ulat grayak. Pada penelitian ini digunakan 5 ulangan,
sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan
uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi 5 %
(0.05).
Langkah pertama yang harus kalian lakukan yaitu memasukkan data ke
dalam sheet yang disediakan pada laman SPSS. Pada artikel ini saya membuat tiga
kolom yang terdiri dari perlakuan (kolom pertama), ulangan (kolom kedua), dan
variabel pengamatan (kolom ketiga). untuk kolom ulangan (kolom kedua)
sebenarnya tidak dibuat juga tidak masalah. Namun, untuk memudahkan saja kita
mengamati hasil inputan data karena sebenarnya pada kasus RAL, ulangan tidak
perlu dilakukan analisis seperti halnya pada kasus RAK. Pada kasus RAK, karena ulangan
merupakan suatu blok (kelompok) percobaan maka harus dilakukan analisis.
Tampilan di SPSS setelah data dimasukkan adalah seperti ini:
Selanjutnya, analisis ragam pada RAL dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah: Analyze --> Compare Means --> One-Way
ANOVA….
Maka
akan muncul tampilan One-Way ANOVA
seperti di bawah ini.
Pada
kasus di artikel ini, masukkan Jumlah_Ulat_Hidup
ke dalam kotak Dependent List karena variabel tersebut yang akan dianalisis.
Kemudian masukkan Konsentrasi Pestisida
Nabati ke dalam kotak Factor.
Untuk ulangan biarkan saja disitu (khusus kasus RAL!).
Selanjutnya,
klik Post Hoc… untuk keperluan
memilih uji lanjut yang akan digunakan. Pada kasus di artikel ini menyuruh kita
untuk menggunakan uji lanjut DMRT. Namun, sebenarnya uji lanjut tidak hanya ada
satu macam saja, misalnya: bisa LSD, Tukey, dll. Tergantung kebutuhan kalian
ingin menggunakan uji lanjut yang mana. Setelah kalian klik Post Hoc… maka akan
muncul tampilan One-Way ANOVA: Post Hoc
Multiple Comparisons. Pada laman ini akan muncul berbagai macam pilihan uji
lanjut yang bisa kalian gunakan, disini saya memilih Duncan sehingga saya harus
mencentang Duncan. Di bagian bawah
ada significance level, kalian
masukkan taraf signifikansi yang dikehendaki, saya menggunakan 0.05 ( 5%).
Kemudian klik continue.
Setelah kalian klik Continue maka akan kembali ke tampilan One-Way ANOVA. Pada tampilan ini,
kemudian kalian klik Options
sehingga muncul tampilan One-Way ANOVA:
Options. Centang pilihan Descriptive.
Nah, tahapan disini sebenarnya berfungsi untuk mempermudah kalian dalam
mendapatkan data berupa tabel yang berisi rata-rata (mean), standar deviasi,
standar eror, dsb yang sangat berguna ketika kalian ingin membuat tampilan
berupa grafik/tabel dari variabel-variabel yang diamati/diukur dari hasil
penelitian kalian di microsoft excel. Untuk pilihan yang lainnya biarkan saja.
Selanjutnya klik Continue.
Setelah kalian klik Continue maka akan kembali ke tampilan One-Way ANOVA. Pada tampilan ini,
kemudian kalian klik OK sehingga
muncul output hasil analisis ragam dari variabel penelitian kalian.
Dari tampilan di atas diketahui muncul tiga macam tabel yaitu tabel Descriptives, tabel ANOVA, dan tabel hasil Post Hoc (uji lanjut). Tabel
Descriptives digunakan untuk keperluan kalian membuat tampilan grafik/tabel
ringkasan data. Caranya tinggal mengklik tabel tersebut kemudian copy dan
paste-kan di ms. excel. Kolom-kolom ataupun baris yang sekiranya tidak
diperlukan bisa dihapus. Kalau saya biasanya hanya menyisakan kolom perlakuan, mean, dan std. deviation.
Selebihnya bisa dihapus, termasuk baris Total.
Berdasarkan tabel ANOVA tersebut dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi (Sig.) lebih kecil daripada 0.05 (5%) karena tadi saya memasukkan
significance level sebesar 0.05. Pada
tampilan di atas sebenarnya nilai Sig. tidak berarti 0 karena terlihat 0.000.
karena nilainya sangat kecil maka program SPSS hanya menampilkannya seperti
itu. Untuk membuktikan nilai tersebut kalian bisa klik dua kali pada angka
0.000 maka akan keluar angka sesungguhnya. Pada kasus penelitian ini angkanya
sangat kecil, terlihat 15 digit angka dibelakang koma. Karena nilai Sig. < 0.05 maka itu artinya ada beda antar perlakuan. Untuk
mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang berbeda maka kalian bisa mengamati
pada tabel ketiga (Tabel Post Hoc).
Pada Tabel ketiga penelitian ini terlihat bahwa terdapat 4 kolom pada Subset for alpha = 0.05. berdasarkan
tabel Post Hoc tersebut diketahui terdapat empat macam subset yakni a,b,c,d.
subset a untuk perlakuan yang berada pada kolom 1, subset b untuk perlakuan
yang berada pada kolom 2, dst. Pada kolom 1 ditempati oleh perlakuan 40 %
sehingga perlakuan tersebut memiliki subset a.
Berikut ini juga akan saya akan berbagi bagaimana cara membuat tampilan
hasil analisis data penelitian kalian dari SPSS ke ms. Excel untuk dibuat
grafik.
Pertama kali yang harus kalian lakukan yaitu meng-copy tabel
Descriptive dari SPSS untuk di paste-kan di ms. Excel. Hapus semua isian kecuali yang telah saya beri tanda
kuning.
Kalian
selanjutnya atur sehingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini.
Bagaimana membaca grafiknya?
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pestisida nabati
berupa ekstrak buah bintaro memberikan efek kematian pada ulat grayak. Semakin
tinggi konsentrasi yang diberikan maka jumlah ulat grayak yang mampu bertahan
hidup semakin menurun. Rata-rata jumlah ulat grayak yang mampu bertahan hidup
paling banyak pada perlakuan kontrol mencapai 100 ekor, sedangkan paling
sedikit pada perlakuan ekstrak buah bintaro konsentrasi 40 % yakni 64 ekor.
Hasil analisis statistik melalui uji DMRT pada taraf signifikansi 0.05
menunjukkan berbeda nyata pada semua perlakuan yang digunakan. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak buah bintaro
konsentrasi 40 % merupakan perlakuan yang paling efektif untuk memberikan efek
kematian pada ulat grayak dibandingkan perlakuan lainnya. Menurut Turhadi et
al. (2016), kandungan senyawa kimia yang terdapat pada buah bintaro yaitu …..,
….., ….., dan ….. senyawa-senyawa tersebut bersifat toksik bagi hama, misalnya
ulat grayak. Senyawa saponin menurut Turhadi dan Unyil (2015) diketahui
bersifat toksik bagi serangga ……… karena mampu menyebabkan ……. Penelitian yang
dilakukan oleh Turhadi dan Usro’ (2008) menunjukkan bahwa ekstrak daun dan buah
bintaro pada konsentrasi ….. % berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati
pada tanaman kedelai untuk menekan populasi ulat grayak serta ulat jengkal.
Sekian artikel dari saya terkait RAL, sehingga membantu kelancaran analisis
data kalian. Amiin.
Mohon komentar, kritik dan sarannya untuk perbaikan artikel ini.
Silahkan tulis di kolom komentar.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's share!