source: igoscience.com
Besi (Fe)
merupakan unsur terbanyak keempat yang terkandung di kerak bumi dan merupakan
unsur penting bagi makhluk hidup. Unsur besi berperan penting pada proses fotosintesis
dan respirasi. Pada proses respirasi, Fe bertindak sebagai kofaktor untuk
sejumlah enzim karena kemampuannya dalam menerima dan menyumbangkan elektron. Fe
juga berperan dalam biosintesis klorofil dan metabolisme Nitrogen (Marschner 1995;
Brumbarova & Bauer 2008).
Tingkat
kelarutan dan ketersediaan unsur Fe di dalam tanah sangat tergantung pada pH.
Apabila tanah dalam kondisi basa atau teroksidasi maka ketersediaan Fe dalam
tanah akan berkurang, sedangkan apabila tanah dalam kondisi asam atau terendam
maka ketersediaan Fe dalam tanah akan berlebihan. Dua kondisi ini yang dapat
menyebabkan gangguan nutrisi pada tanaman. Kekurangan (defisiensi) terhadap
unsur Fe menyebabkan terjadinya klorosis pada tanaman, sedangkan kelebihan
unsur Fe memicu terjadinya stres oksidatif
hingga dapat menyebabkan kerusakan permanen di tingkat sel maupun
jaringan (Jeong & Connolly 2009; Zheng 2010).
Yoshida et al. (1976) dan Amnal (2009)
menyebutkan bahwa batas kritis Fe yang mampu menyebabkan keracunan pada
tanaman, khususnya padi yaitu 250-500 ppm. Apabila konsentrasi Fe dalam tanah
lebih dari 300 ppm maka akan menyebabkan keracunan pada tanaman. Guerinot dan
Ying (1994) menyebutkan rentang konsentrasi Fe yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan optimal pada tanaman yaitu 10-9 hingga 10-4
M, sedangkan jika pada mikroba berkisar antara 10-7 hingga 10-5
M.
NB: Daftar Pustaka (under request, please contact me via turhadibiologi@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's share!