Kelas Agnatha (ikan tak berahang)
Menurut Kimball
(1983) merupakan Salah satu vertebrata pertama yang ditemukan dalam bentuk
fosil. Agnatha bentuk pipih, relatif kecil, diperkirakan hidup dengan menghisap
zat-zat organik dari dasar sungai tempat mereka hidup. Pertkaran gasterjadi
pada pasangan-pasangan insang interna, dengan tiap insang ditunjang oleh suatu lengkungan
tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui serangkaian
kantung insang yang bermuara di permukan, tidak terdapat sirip: ikan tersebut
berenang dengan gerakan undulasi. Djuhanda (1983) membagi kelas Agnatha
menjadi beberapa subkelas:
a.
Subkelas Ostracodermi
Tubuhnya kecil,
hidup didalam aliran air di beberapa benua. Tidak berahang dan tubuh ditutupi
sisik yang kuat atau pelat-pelat tulang (ostracodermi = cangkang kulit). Ostracodermi
dibagi menjadi menjadi beberapa ordo yaitu
·
Ordo Cephalasidomorpha, merupakan
vertebrata yang tidak berahang yang kepalanya gepeng dan mempunyai mata dorsal.
·
Ordo Anaspida, adalah vertebrata tanpa
rahang, bentuk badannya ramping, dan hanya ostracodermi inilah yang mempunyai
pelat sisik dan perisai kepala yang kecil-kecil (Anaspida = Tanpa perisai).
·
Ordo Pteraspidomorpha, mempunyai
perisai-perisai besar dari tulang yang melindungikepala dan bagian anterior
tubuhnya. Moncongnya selalu menonjol kedepan dari mulut, dan sering sekali
mempunyai duri-duri ganjil pada perisainya atau sepanjang punggungnya (pterospid
= sayap + perisai)
b. Subkelas Cyclostomata
Bersifat semiparasit terhadap ikan-ikan
berangka tulang. Mulut dan Lidahnya disesuaikan untuk melekat pada tubuh dan
memarut daging mangsanya (Cyclostome = Bulat + Mulut). Contoh subkelas ini
adalah Hagfish dan Lamprey
Kelas
Placodermi (Ikan Pelat kulit)
Memiliki rahang dan
sirip yang berpasangan, sirip yang pertama membantu dalam memangsa hewan yang
lebih kecil secara aktif ; sedangkan yang kedua membantu lokomosi dengan
menstabilkan ikan tersebut didalam air (Kimball, 1983). Djuhanda (1983) membagi
placodermi menjadi bebrapa ordo yaitu
·
Ordo Antiarchi, anggota pektoralnya
sangat khusus (antiarch = berlawanan + tangan).
·
Ordo Atrhrodira, mempunyai rahang yang
kuat dengan pinggirannya bergerigi, mempuyai perisai kepala dan dada yang
dirangkai bersama engsel (arthrodira = sendi +leher).
Kelas
Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)
Tidak memiliki
rangka tulang sama sekali baik didalam maupun sisiknya (Chondrichthyes = rawan
+ ikan). Ikan bertulang rawan dapat dibedakan dari ikan-ikan lainnya, karena
kotak otaknya pepat, struktur siripnya, pola percabangan dari pembuluh darah
berhubungan dengan insan, dan sisik yang seperti duri-duri kecil (Djuhanda,
1983).
Djuhanda (1983)
membagi Chondrichthyes kedalam beberapa subkelas:
·
Subkelas
Elasmobranchii
Mempunyai lubag
insang luar berbentuk celah (Elasmobranchii = Pelat + insang), terbagi menjadi
beberapa ordo :
ü Ordo
Pleuracanthodii, ikan air tawar, panjang tubuhnya hampir satu meter yang
menjadi punah sekitar zaman perkembangan mamalia.
ü Ordo
Cladoselachii, banyak terdapat pada zaman carbon, Ikan laut ini hampr menyerupai
hiu yang besar kecuali mulut letaknya hampir terminal.
ü Ordo
Selachii, Terdiri dari hiu dan pari, mempunyai serangkaian celah-celah insang
dansisik kecil-kecil yang kasap.
·
Subkelas
Holocephali
Hanya terdapat
sedikit sisk atau tidak sama sekali. Notokor tetap ada, spirakulum tidak ada. Hewan
jantan mempunyai alat pemeluk tunggal berbentuk gada pada ujung kepala.
Kelas
Osteichthyes ( ikan bertulang keras)
Kebanyakan ikan
dari kelas ini mempunyai tengkorak, vertebrae, gelsng snggots, penyokong sirip,
dan sisik kesemuanya dari tulang (Djuhanda, 1983). Djuhanda (1983) membagi
kelas ini menjadi beberapa subkelas yaitu:
·
Subkelas
Achantodii (acanthodii = duri + bentuk)
Mempunyai
bentuk tubuh ramping, mata lateral yang besar, dan mulut yang lebar dengan ditumbuhi
banyak gigi. Kepala dibangun oleh tulang dan sisik-sisiknya yang kecil
yangtebal dan keras. Sirip-sirip yang banyak dari acanthodii adalah tersendiri
dan masing-masing mempunyai selaput tipis yang disokong pada pinggirannya yang
besar oleh duri-duri yang panjang dan kuat.
·
Subkelas
Actinopterygii
Ikan-ikan
berjari-jari sirip. Selaput sirip berpasangan disokong oleh jari-jari tulang
yang memancar dari pangkal sirip. Memiliki tiga infrakelas, yaitu Chondrstei,
Holostei, dan teleostei, namun ada pendapat lain yang menjadikannya ordo. Chondrostei,
berkembang biak di zaman trias. Mereka sekarang diwakili oleh sturgeon dan
paddlefish. Holostei jumlahnya lebih banyak di zaman jura dan Cretaseus.
·
Subkelas Sarcopteyigii
Sirip
ikan-ikan ini mempuyai tonjolan-tonjolan lunak sperti daging. Terdiri dari
beberapa infrakelas yaitu
ü Infrakelas
Dipnoi, ikan berparu, kebanyakan ikan air tawar yang besarnya sedang dan bentuknya
normal atau sedang. Mempunyai lubang hidung yang aneh (lubang yang menghubungkan
rongga hidung dengan rongga mulut), paru-paru yang fungsional, dansistem
sirkulasi yang maju.
ü Infrakelas
Crossopterygii, banyak nenek moyang crossopterygii mempuyai khoane (lubang
hidung dalam), dan dianggap menyerupai Dipnoi dalam hal mempunyai paru- paru
yang fungsional dan sistem peredaran darah yang sudah maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuhanda T. 1983. Analisa Struktur
Vertebrata jilid 1. Bandung. Armico.
Kimball WJ. 1983.Biologi jilid 3 Edisi kelima
Penerjemah H.siti soetarmi T dan Nawangsari S . Bogor. Erlangga.