Sabtu, 26 Mei 2012

Arsitektur Percabangan

Berdasarkan ada tidaknya cabang, pohon dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Pohon Tak Bercabang dan Pohon Bercabang

Pohon tak bercabang
Pohon yang tak bercabang adalah pohon yang vegetatifnya yang terdiri hanya dari satu sumbu yang dihasilkan oleh satu meristem. Meristem lain pada sumbu yakni yang terdapat dikuncup aksilar tidak tumbuh dan berkembang. Contoh : kelapa (Cocos nucifea)

Model Holltum
Yaitu batang tumbuh terbatas, ada perhubungan terminal. Tak ada cabang (kecuali perbungaan), atau batang monopodial terbatas. Contoh : Agave sp. (agaveceage)

Model corner
Yaitu monopodial dan tak terbatas, dengan perhubungan lateral, tidak bercabang. Karena posisi perhubungannya lateral, maka maristem apical dapat tumbuh terus. Contoh : kelapa sawit (Elais guineensis, palmae)



Pohon bercabang
Yaitu semua pohon yang bagian batang diatas tanah memperlihatkan lebih dari satu sumbu dan dibentuk oleh lebih dari satu meristem. Kelompok pohon bercabang dibagi menjadi tiga (3), yaitu :

Sumbu vegetatif semuanya ekivalen dan ortotrop
Kaulomer yang tumbuh sejak awal sampai kuncup terminal berkembang menjadi bunga atau perbungaan, sehingga kaulomer terhenti pertumbuhannya , semua kaulomer ini ekivalen (sama besar) dan ortotrop (percabangan yang tumbuh tegak lurus keatas). Semua kaulomer memiliki asal, cara tumbuh dan fungsi biologis yang sama. Berikut terdapat 3 dari 4 model yang dikenal:

Model Tomlinson
Sumbu batang ortotrop akan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak dibagian batang dibawah tanah. Sumbu baru ini itu ekivalen dengan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru atau kaulomer itu bias terjadi berulang kali. Contoh : pisang (Musa paradisiaca)

Model chamberlain
Sumbu vegetatif diatas tanah tegak lurus, terdiri dari sejumlah kaulomer yang berkesinambungan menjadi sumbu semu yang lurus. Kaulomer pertama tumbuh sampai kuncup terminalnya membentuk bunga atau perbungaan sehingga sumbu terhenti pertumbuhannya. Contoh : Jantropha multifida (Euphorbiaceae)

Model Leewenberg
Batang berupa simpodium, namun setiap kaulomer menghasilkan lebih dari satu kaulomer anak diujungnya, yang menepati ruang yang ada. Contoh : kamboja (Plumeria acuminate, Apocynaceae) dan singkong (Manihot utilissima, Euphorbiaceae).


Sumbu vegetatif yang terdiferensiasi
Istilah diferensiasi disini berarti bahwa diantara sumbu-sumbu baru yang di bentuk terjadi perbedaan morfologi dan terdapat specialisasi fingsional. Dalam arsitektur pohon tercermin adanya pembagian kerja. Kini dapat dibedakan sumbu batang utam dari cabang. Penempatan organ seksual yakni perbungaan, bias terminal atau lateral. Berikut ini diberikan 5 dari 15 model yang dikenal :

Model Kariba
Batang merupakan simpodium. Kuncup terminal akan berhenti tumbuh karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi manjadi parenkim. Contoh : pulai (Aistonia macrophytia)
Model Aubreville
Batang merupakan monopodium yang tumbuh retmis (berirama). Irama tumbuh itu mengakibatkan cabang plagiotrop (tumbuh kesamping) tersusun dalam lapisan-lapisan terpisah. Contoh : ketapang (Terminalia catappa, Cobretaceae).

Model Rauh
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis menngakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Contoh : getah perca (Havea brasiliensis, Euphorbiaceae) dan Pinus perkusi (Pinaceae)

Model Massart
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah spiral. Contoh : pala (Myristica fragrans, Myristicaceae), dan kapok (Ceiba pentandra, Bombaceae).

Model Roux
Batang merupakan monopodium ortotrop. Cabang padanya tersusun kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral. Contoh : kopi (Coffea Arabica, Rubiaceae).


Sumbu vegetatif dengan struktur campur
Sumbu disini adalah sumbu yang melengkung. Bagian bawah yang vertical berperan sebagai bagian batang tegak dan yang horizontal berferan sebagai cabang. Berikut diberikan 2 dari 3 model yang dikenal.

Model Champagnat
Batang berupa simpodium. Bagian distal setiap kaulomber melengkung karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup. Contoh : kembang merak (Caesalpinia pulcherrima, Caesalpiniaceae).

Model Troll
Batang berupa simpodium. Semua sumbu berarah plagiotrop sejak dini. Contoh : flamboyant (Delonix regia, Caesalpiniaceae), dan sirsak (Annona muricata, Annonaceae).


Perubahan dalam kontruksi dasar dari percabangan
Karena masa hidup pohon cukup panjang, kemungkinan terkena luka atau gangguan lain selalu ada. Perubahan bias disebabkan oleh peristiwa reiterasi, metamorphosis dan interkalasi.

Reiterasi
Disaat kerangka pohon terganggu, kuncup istirahat akan tumbuh dan mengulang kembali uratan perkembangan (urutan diferensiasi), yang diperlihatkan oleh tumbuhan induk ketika berkembang mulai dari kecambah. Reterasi yang disebabkan luka disebut reterasi traumatik. Namun, reiterasi dapat pula terjadi jika tumbuhan memperolah keadaan lingkungan yang menguntungkan dan disebut reterasi adaptif.
Metamorphosis
Perubahan potensial suatu sumbu batang atau cabang bias terjadi dengan tiga cara yaitu pengulangan model (reiterasi) dan perubahannya potensial cabang dari asalnya yang plagiotrop menjadi ortotrop, atau dari potensial ortotrop menjadi plagiotrop. Contohnya pada Maesoopsi eminii. Adanya perubahan diatas dapat merangsang reterasi model arsitektur pohon yang bersangkutan.
Interkelasi
Proses interkalasi terjadi ketika pohun tumbuh dan berkembang. Sementara itu bagian pohon yang menerima cahaya matahari makin menjauhi sumbu batang akibat memanjangnya cabang-cabang sepanjang batang kearah radial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's share!