Rabu, 10 Agustus 2016

[SPSS] RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)

Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan analisis data melalui program SPSS untuk desain percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial.
Data penelitian yang digunakan dalam artikel merupakan data fiktif. Pada kasus di artikel ini misalkan: seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan beberapa taraf konsentrasi suatu pestisida nabati yang terbuat dari ekstrak buah bintaro (Cerbera odollam) terhadap jumlah ulat grayak (Spodoptera litura) yang mampu bertahan hidup. Variabel penelitian yang diamati/diukur yaitu jumlah larva ulat grayak yang masih hidup pada 7 hari setelah perlakuan (HSP). Pestisida nabati yang digunakan terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 0 % (kontrol), 10 %, 20 %, dan 40 %. Pada setiap perlakuan di setiap ulangan digunakan 100 ekor ulat grayak. Pada penelitian ini digunakan 5 ulangan, sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi 5 % (0.05).


Langkah pertama yang harus kalian lakukan yaitu memasukkan data ke dalam sheet yang disediakan pada laman SPSS. Pada artikel ini saya membuat tiga kolom yang terdiri dari perlakuan (kolom pertama), ulangan (kolom kedua), dan variabel pengamatan (kolom ketiga). untuk kolom ulangan (kolom kedua) sebenarnya tidak dibuat juga tidak masalah. Namun, untuk memudahkan saja kita mengamati hasil inputan data karena sebenarnya pada kasus RAL, ulangan tidak perlu dilakukan analisis seperti halnya pada kasus RAK. Pada kasus RAK, karena ulangan merupakan suatu blok (kelompok) percobaan maka harus dilakukan analisis. Tampilan di SPSS setelah data dimasukkan adalah seperti ini:


Selanjutnya, analisis ragam pada RAL dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah: Analyze --> Compare Means --> One-Way ANOVA….


Maka akan muncul tampilan One-Way ANOVA seperti di bawah ini.


Pada kasus di artikel ini, masukkan Jumlah_Ulat_Hidup ke dalam kotak  Dependent List karena variabel tersebut yang akan dianalisis. Kemudian masukkan Konsentrasi Pestisida Nabati ke dalam kotak Factor. Untuk ulangan biarkan saja disitu (khusus kasus RAL!).


Selanjutnya, klik Post Hoc… untuk keperluan memilih uji lanjut yang akan digunakan. Pada kasus di artikel ini menyuruh kita untuk menggunakan uji lanjut DMRT. Namun, sebenarnya uji lanjut tidak hanya ada satu macam saja, misalnya: bisa LSD, Tukey, dll. Tergantung kebutuhan kalian ingin menggunakan uji lanjut yang mana. Setelah kalian klik Post Hoc… maka akan muncul tampilan One-Way ANOVA: Post Hoc Multiple Comparisons. Pada laman ini akan muncul berbagai macam pilihan uji lanjut yang bisa kalian gunakan, disini saya memilih Duncan sehingga saya harus mencentang Duncan. Di bagian bawah ada significance level, kalian masukkan taraf signifikansi yang dikehendaki, saya menggunakan 0.05 ( 5%). Kemudian klik continue.


Setelah kalian klik Continue maka akan kembali ke tampilan One-Way ANOVA. Pada tampilan ini, kemudian kalian klik Options sehingga muncul tampilan One-Way ANOVA: Options. Centang pilihan Descriptive. Nah, tahapan disini sebenarnya berfungsi untuk mempermudah kalian dalam mendapatkan data berupa tabel yang berisi rata-rata (mean), standar deviasi, standar eror, dsb yang sangat berguna ketika kalian ingin membuat tampilan berupa grafik/tabel dari variabel-variabel yang diamati/diukur dari hasil penelitian kalian di microsoft excel. Untuk pilihan yang lainnya biarkan saja. Selanjutnya klik Continue.


Setelah kalian klik Continue maka akan kembali ke tampilan One-Way ANOVA. Pada tampilan ini, kemudian kalian klik OK sehingga muncul output hasil analisis ragam dari variabel penelitian kalian.



Dari tampilan di atas diketahui muncul tiga macam tabel yaitu tabel Descriptives, tabel ANOVA, dan tabel hasil Post Hoc (uji lanjut). Tabel Descriptives digunakan untuk keperluan kalian membuat tampilan grafik/tabel ringkasan data. Caranya tinggal mengklik tabel tersebut kemudian copy dan paste-kan di ms. excel. Kolom-kolom ataupun baris yang sekiranya tidak diperlukan bisa dihapus. Kalau saya biasanya hanya menyisakan kolom perlakuan, mean, dan std. deviation. Selebihnya bisa dihapus, termasuk baris Total.

Berdasarkan tabel ANOVA tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil daripada 0.05 (5%) karena tadi saya memasukkan significance level sebesar 0.05.  Pada tampilan di atas sebenarnya nilai Sig. tidak berarti 0 karena terlihat 0.000. karena nilainya sangat kecil maka program SPSS hanya menampilkannya seperti itu. Untuk membuktikan nilai tersebut kalian bisa klik dua kali pada angka 0.000 maka akan keluar angka sesungguhnya. Pada kasus penelitian ini angkanya sangat kecil, terlihat 15 digit angka dibelakang koma. Karena nilai Sig. < 0.05 maka itu artinya ada beda antar perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang berbeda maka kalian bisa mengamati pada tabel ketiga (Tabel Post Hoc).

Pada Tabel ketiga penelitian ini terlihat bahwa terdapat 4 kolom pada Subset for alpha = 0.05. berdasarkan tabel Post Hoc tersebut diketahui terdapat empat macam subset yakni a,b,c,d. subset a untuk perlakuan yang berada pada kolom 1, subset b untuk perlakuan yang berada pada kolom 2, dst. Pada kolom 1 ditempati oleh perlakuan 40 % sehingga perlakuan tersebut memiliki subset a.

Berikut ini juga akan saya akan berbagi bagaimana cara membuat tampilan hasil analisis data penelitian kalian dari SPSS ke ms. Excel untuk dibuat grafik.

Pertama kali yang harus kalian lakukan yaitu meng-copy tabel Descriptive dari SPSS untuk di paste-kan di ms. Excel. Hapus semua isian kecuali yang telah saya beri tanda kuning.


Kalian selanjutnya atur sehingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini.



Bagaimana membaca grafiknya?

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pestisida nabati berupa ekstrak buah bintaro memberikan efek kematian pada ulat grayak. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka jumlah ulat grayak yang mampu bertahan hidup semakin menurun. Rata-rata jumlah ulat grayak yang mampu bertahan hidup paling banyak pada perlakuan kontrol mencapai 100 ekor, sedangkan paling sedikit pada perlakuan ekstrak buah bintaro konsentrasi 40 % yakni 64 ekor. Hasil analisis statistik melalui uji DMRT pada taraf signifikansi 0.05 menunjukkan berbeda nyata pada semua perlakuan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak buah bintaro konsentrasi 40 % merupakan perlakuan yang paling efektif untuk memberikan efek kematian pada ulat grayak dibandingkan perlakuan lainnya. Menurut Turhadi et al. (2016), kandungan senyawa kimia yang terdapat pada buah bintaro yaitu ….., ….., ….., dan ….. senyawa-senyawa tersebut bersifat toksik bagi hama, misalnya ulat grayak. Senyawa saponin menurut Turhadi dan Unyil (2015) diketahui bersifat toksik bagi serangga ……… karena mampu menyebabkan ……. Penelitian yang dilakukan oleh Turhadi dan Usro’ (2008) menunjukkan bahwa ekstrak daun dan buah bintaro pada konsentrasi ….. % berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati pada tanaman kedelai untuk menekan populasi ulat grayak serta ulat jengkal.

Sekian artikel dari saya terkait RAL, sehingga membantu kelancaran analisis data kalian. Amiin.
Mohon komentar, kritik dan sarannya untuk perbaikan artikel ini. Silahkan tulis di kolom komentar.
Terima kasih





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's share!