Minggu, 15 April 2012

Kelas Agnatha

Kelas Agnatha (ikan tak berahang)
Menurut Kimball (1983) merupakan Salah satu vertebrata pertama yang ditemukan dalam bentuk fosil. Agnatha bentuk pipih, relatif kecil, diperkirakan hidup dengan menghisap zat-zat organik dari dasar sungai tempat mereka hidup. Pertkaran gasterjadi pada pasangan-pasangan insang interna, dengan tiap insang ditunjang oleh suatu lengkungan tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui serangkaian kantung insang yang bermuara di permukan, tidak terdapat sirip: ikan tersebut berenang dengan gerakan undulasi. Djuhanda (1983) membagi kelas Agnatha menjadi beberapa subkelas:

a. Subkelas Ostracodermi
Tubuhnya kecil, hidup didalam aliran air di beberapa benua. Tidak berahang dan tubuh ditutupi sisik yang kuat atau pelat-pelat tulang (ostracodermi = cangkang kulit). Ostracodermi dibagi menjadi menjadi beberapa ordo yaitu
·         Ordo Cephalasidomorpha, merupakan vertebrata yang tidak berahang yang kepalanya gepeng dan mempunyai mata dorsal.
·         Ordo Anaspida, adalah vertebrata tanpa rahang, bentuk badannya ramping, dan hanya ostracodermi inilah yang mempunyai pelat sisik dan perisai kepala yang kecil-kecil (Anaspida = Tanpa perisai).
·         Ordo Pteraspidomorpha, mempunyai perisai-perisai besar dari tulang yang melindungikepala dan bagian anterior tubuhnya. Moncongnya selalu menonjol kedepan dari mulut, dan sering sekali mempunyai duri-duri ganjil pada perisainya atau sepanjang punggungnya (pterospid = sayap + perisai) 

b. Subkelas Cyclostomata
Bersifat semiparasit terhadap ikan-ikan berangka tulang. Mulut dan Lidahnya disesuaikan untuk melekat pada tubuh dan memarut daging mangsanya (Cyclostome = Bulat + Mulut). Contoh subkelas ini adalah Hagfish dan Lamprey

Kelas Placodermi (Ikan Pelat kulit)
Memiliki rahang dan sirip yang berpasangan, sirip yang pertama membantu dalam memangsa hewan yang lebih kecil secara aktif ; sedangkan yang kedua membantu lokomosi dengan menstabilkan ikan tersebut didalam air (Kimball, 1983). Djuhanda (1983) membagi placodermi menjadi bebrapa ordo yaitu
·         Ordo Antiarchi, anggota pektoralnya sangat khusus (antiarch = berlawanan + tangan).
·         Ordo Atrhrodira, mempunyai rahang yang kuat dengan pinggirannya bergerigi, mempuyai perisai kepala dan dada yang dirangkai bersama engsel (arthrodira = sendi +leher).

Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)
Tidak memiliki rangka tulang sama sekali baik didalam maupun sisiknya (Chondrichthyes = rawan + ikan). Ikan bertulang rawan dapat dibedakan dari ikan-ikan lainnya, karena kotak otaknya pepat, struktur siripnya, pola percabangan dari pembuluh darah berhubungan dengan insan, dan sisik yang seperti duri-duri kecil (Djuhanda, 1983).
Djuhanda (1983) membagi Chondrichthyes kedalam beberapa subkelas:
·         Subkelas Elasmobranchii
Mempunyai lubag insang luar berbentuk celah (Elasmobranchii = Pelat + insang), terbagi menjadi beberapa ordo :
ü  Ordo Pleuracanthodii, ikan air tawar, panjang tubuhnya hampir satu meter yang menjadi punah sekitar zaman perkembangan mamalia.
ü  Ordo Cladoselachii, banyak terdapat pada zaman carbon, Ikan laut ini hampr menyerupai hiu yang besar kecuali mulut letaknya hampir terminal.
ü  Ordo Selachii, Terdiri dari hiu dan pari, mempunyai serangkaian celah-celah insang dansisik kecil-kecil yang kasap.
·         Subkelas Holocephali
Hanya terdapat sedikit sisk atau tidak sama sekali. Notokor tetap ada, spirakulum tidak ada. Hewan jantan mempunyai alat pemeluk tunggal berbentuk gada pada ujung kepala.

Kelas Osteichthyes ( ikan bertulang keras)
Kebanyakan ikan dari kelas ini mempunyai tengkorak, vertebrae, gelsng snggots, penyokong sirip, dan sisik kesemuanya dari tulang (Djuhanda, 1983). Djuhanda (1983) membagi kelas ini menjadi beberapa subkelas yaitu:
·         Subkelas Achantodii (acanthodii = duri + bentuk)
Mempunyai bentuk tubuh ramping, mata lateral yang besar, dan mulut yang lebar dengan ditumbuhi banyak gigi. Kepala dibangun oleh tulang dan sisik-sisiknya yang kecil yangtebal dan keras. Sirip-sirip yang banyak dari acanthodii adalah tersendiri dan masing-masing mempunyai selaput tipis yang disokong pada pinggirannya yang besar oleh duri-duri yang panjang dan kuat.
·         Subkelas Actinopterygii
Ikan-ikan berjari-jari sirip. Selaput sirip berpasangan disokong oleh jari-jari tulang yang memancar dari pangkal sirip. Memiliki tiga infrakelas, yaitu Chondrstei, Holostei, dan teleostei, namun ada pendapat lain yang menjadikannya ordo. Chondrostei, berkembang biak di zaman trias. Mereka sekarang diwakili oleh sturgeon dan paddlefish. Holostei jumlahnya lebih banyak di zaman jura dan Cretaseus.
·         Subkelas Sarcopteyigii
Sirip ikan-ikan ini mempuyai tonjolan-tonjolan lunak sperti daging. Terdiri dari beberapa infrakelas yaitu
ü Infrakelas Dipnoi, ikan berparu, kebanyakan ikan air tawar yang besarnya sedang dan bentuknya normal atau sedang. Mempunyai lubang hidung yang aneh (lubang yang menghubungkan rongga hidung dengan rongga mulut), paru-paru yang fungsional, dansistem sirkulasi yang maju.
ü Infrakelas Crossopterygii, banyak nenek moyang crossopterygii mempuyai khoane (lubang hidung dalam), dan dianggap menyerupai Dipnoi dalam hal mempunyai paru- paru yang fungsional dan sistem peredaran darah yang sudah maju.

DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata jilid 1. Bandung. Armico.
Kimball WJ. 1983.Biologi jilid 3 Edisi kelima Penerjemah H.siti soetarmi T dan Nawangsari S . Bogor. Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's share!