Biodegradasi
adalah perubahan senyawa kimia menjadi komponen yang lebih sederhana melalui
bantuan mikroorganisme. Terdapat dua batasan tentang biodegradasi yaitu:
1. Biodegradasi tahap
pertama (primary biodegradation)
merupakan perubahan sebagian molekul kimia menjadi komponen lain yang lebih
sederhana.
2. Biodegradasi tuntas (ultimate biodegradation) merupakan
perubahan molekul kimia secara lengkap sampai terbentuk CO2, H2O,
dan senyawa anorganik lain (Glendill, 1974).
Degradasi
surfaktan detergen dan minyak bumi pada umumnya dimulai dari oksidasi rantai
hidrokarbon paling ujung. Oksidasi ini disebut β-oksidasi yang akan
menghasilkan asam karboksilat. Pada proses tersebut terdapat alkohol dan
aldehida sebagai senyawa antara, karenanya dua senyawa disinfektan tersebut
tidak akan terlarut sebagai metabolit (Bailey, 1989). Molekul-molekul oksigen
sebagai pengoksidasi diaktifkan oleh enzim cytochrom P-450 yang mengandung Fe.
Residu asam sulfonat yang masih tertinggal merupakan subjek hidrolisis
bakteri-bakteri akuatik. Gugus-gugus pada asam sulfonat mudah terdegradasi di
alam karena sebagai gugus polar yang mudah larut dalam air (Parker, 1993).
Menurut Davis (1990) molekul detergen yang telah terabsorbsi pada dinding sel dapat menembus membran sitoplasma dengan sistem transpor aktif. Proses oksidasi dan hidrolisis juga dapat dilakukan oleh lisosom, yang kaya dengan enzim-enzim pencerna dan pengoksidasi. Metabolit kemudian dikeluarkan dari sel melalui lisosom yang bergerak mendekati plasmolemma. Pada daerah plasmolemma kemudian terbentuk cekungan, akibat reaksi antara lubang vesikula yang bersatu dengan lubang plasmolemma. Di tempat ini sisa metabolisme dikeluarkan, proses keluarnya zat dari dalam sel disebut eksositosis. Bekteri-bakteri yang dapat mendegradasi detergen menurut Ojo dan Oso (2008) yaitu Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella aerogenes, Klebsiella liquefasciens, Enterobacter liquefasciens, Klebsiella aerogenes, Enterobacter agglomerans, E. coli, Enterococcus majodoratus, Staphylococcus albus, Proteus sp., Klebsiella oxytoca dan Brevibacterium sp.
Menurut Davis (1990) molekul detergen yang telah terabsorbsi pada dinding sel dapat menembus membran sitoplasma dengan sistem transpor aktif. Proses oksidasi dan hidrolisis juga dapat dilakukan oleh lisosom, yang kaya dengan enzim-enzim pencerna dan pengoksidasi. Metabolit kemudian dikeluarkan dari sel melalui lisosom yang bergerak mendekati plasmolemma. Pada daerah plasmolemma kemudian terbentuk cekungan, akibat reaksi antara lubang vesikula yang bersatu dengan lubang plasmolemma. Di tempat ini sisa metabolisme dikeluarkan, proses keluarnya zat dari dalam sel disebut eksositosis. Bekteri-bakteri yang dapat mendegradasi detergen menurut Ojo dan Oso (2008) yaitu Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella aerogenes, Klebsiella liquefasciens, Enterobacter liquefasciens, Klebsiella aerogenes, Enterobacter agglomerans, E. coli, Enterococcus majodoratus, Staphylococcus albus, Proteus sp., Klebsiella oxytoca dan Brevibacterium sp.
NB: Daftar Pustaka (under request, please contact me via turhadibiologi@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's share!