Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. Misalnya, terjadi pada tanaman. Di dalam proses pertumbuhan suatu tanaman ini diawali dengan proses perkecambahan biji. Menurut Fahn (2000), Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah atau plantula.
Didalam peristiwa perkecambahan ini, akan terjadi beberapa proses yang berpengaruh terhadap keberhasilan perkecambahan yaitu penyerapan air (imbibition), aktivitas enzim, pertumbuhan embrio, pecahnya kulit biji dan kemudian membentuk tanaman kecil (seedling) tersebut (Abidin, 1984).
Dengan adanya praktikum “Pengaruh Kadar NaCl terhadap Perkecambahan Biji” ini, Kita bisa mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi NaCl terhadap kecepatan perkecambahan dan morfologi kecambah biji kacang hijau(Phaseolus radiatus). Selain itu, pentingnya praktikum ini dilakukan agar mengetahui secara langsung pengaruh konsentrasi NaCl terhadap pertumbuhan perkecambahan biji serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Dapat mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi NaCl terhadap kecepatan perkecambahan dan morfologi kecambah biji kacang hijau(Phaseolus radiatus).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan grafik diatas dapat diuraikan bahwa Kecepatan
perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus
radiatus), pada hari ke 1 dari delapan biji yang ditumbuhkan dengan
masing-masing konsentrasi mulai mengalami pertumbuhan. Konsentrasi 0 % semua
biji sudah muncul radikulanya. Konsentrasi 0,25 % dari 8 biji ada 7 biji yang
sudah muncul radikulanya. Konsentrasi 0,50 % dari 8 biji ada 6 biji yang sudah
muncul radikulanya, Sedangkan, pada konsentrasi 0,75 % dari 8 biji ada 7 biji
yang sudah tumbuh dan muncul radikulanya. Hari ke 2, pada konsentrasi 0 %,
0,25 %, dan 0,75 % semua biji sudah tumbuh dan muncul radikulanya dan kulit
bijinya pecah. Konsentrasi 0,50 % dari 8 biji ada 7 biji yang tumbuh dan sudah
muncul radikula dan kulit bijinya sudah pecah. Hari ke 3 pada konsentrasi 0 %,
0,25 %, 0,50 %, 0,75 % semua biji kacang hijau sudah tumbuh semua, mulai
muncul plumula dan akarnya yang
berbentuk serabut-serabut berwarna putih. Hari ke 4 pada konsentrasi 0 % semua
biji sudah muncul hipokotil dan akar, beberapa sudah muncul plumula.
Konsentrasi 0,25 %, 0,50 %, 0,75 % semua
biji mulai tumbuh hipokotilnya dengan panjang byang bervariasi, akarnya mulai
memanjang. Hari ke 5 pada semua biji pada Konsentrasi 0 %, 0,25 %, 0,50 %, 0,75 % terlihat hipokotilnya semakin panjang dan
pada sebagian biji warna plumula yang awalnya kuning kini mulai berwarna hijau,
serta akar pada kecambah semakin bertambah panjang. Hari ke 6 pada
konsentrasi 0 %, 0,25 %,
0,50 %, dan 0,75 % telah terjadi pertumbuhan yang pesat yakni
terlihat dengan semakin panjangnya
hipokotil dan akar, serta pada sebagian biji sudah muncul epikotilnya
walaupun tidak terlalu panjang.
Dari data percobaan diketahui bahwa pada konsentrasi pertumbuhan kecambah kacang hijau(Phaseolus radiatus) pada konsentrasi NaCl mulai dari 0 % sampai 0,75 % pertumbuhan perkecambahan mengalami suatu penurunan. Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka semakin kecil pula kemampuan biji untuk berkecambah.Faktor yang dapat mempengaruhi perkecambahan yaitu air, temperatur dan cahaya. Kekurangan air dapat menyebabkan biji gagal berkecambah, sedangkan air yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan biji menjadi busuk. Temperatur yang optimum untuk perkecambahan biji berkisar 25-30 oC. Temperatur yang terlalu rendah dapat mengakibatkan perkecambahan terlambat terjadi. Sementara itu, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan biji rusak dan gagal berkecambah. Umumnya biji berkecambah lebih baik jika mendapatkan penyinaran yang cukup (Harjanto dkk., 2007).
Selain itu,faktor yang ada dalam biji meliputi cadangan makanan yang harus cukup, persediaanya untuk faktor perkecambahan. Serta keadaan embrio yang harus dalam keadaan hidup dan sehat. Sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan dicapai (Aak, 2007). NaCl juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah. Semakin tinggi konsentrasi NaCl, akan semakin turun percepatan pertumbuhan kecambah. Serta menurunkan daya tumbuh dan bobot kering kecambah (Erinnovita dkk, 2008). Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan biji dibedakan smenjadi dua macam yaitu hipogeal dan epigeal. Tipe hipogeal jika kotiledon biji ketika berkecambah tetap berada didalam tanah, sedangkan tipe epigeal adalah jika pertumbuhan kotiledon dan epikotil muncul ke atas permukaan tanah saat berkecambah (Estelle dkk, 2003). Contoh tumbuhan yang berkecambah secara epigeal adalah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus), Kacang buncis (Phaseolus vulgaris), dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's share!